SINJAI – Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sinjai, memperingari Hari Ibu ke 92 tahun dengan berbagi bingkisan istimewa kepada para kaum hawa yang ada di Sinjai, Selasa (22/12/20).
Sasaran dari aksi peduli tali asih ini adalah para pejuang perempuan di eranya, termasuk mantan atlet perempuan yang telah mengharumkan nama Kabupaten Sinjai di tingkat nasional bahkan tingkat internasional serta para pemulung perempuan yang berada di kota Sinjai.
Ketua Harian Perwosi Sinjai Hj. Mas Ati mengatakan, bahwa aksi pembagian bingkisan yang dilakukan tersebut merupakan sebuah penghargaan bagi para perempuan.
“Kita sangat mengapresiasi para perempuan yang harus bekerja karena memenuhi tuntutan ekonomi keluarga,” ujar Mas Ati.
Beberapa mantan atlet yang mendapatkan bingkisan ini diantaranya, Anita Aryani atlit dayung yang telah mengikuti Asean Games di China dan Sea games di Vietnam, kemudian atlet pencak silat Faizawaty Rahdar yang pernah mengikuti kejuaraan BIMP-EAGA tingkat internasional di Brunai Darussalam, Jumiati atlet Lempar Lembing yang pernah menjadi juara di PON XII, serta Risya atlet lempar lembing yang pernah berlaga SEA GAMES DI Singapura.
Saat menerima bingkisan, para perempuan hebat itu terlihat sangat senang dan bahagia atas apresiasi yang diberikan oleh para pengurus Perwosi tersebut.
Hal itu terlihat dari senyum sumringah yang terlukis di wajah para wanita yang menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya di rumah itu saat menyambut bingkisan.
“Ini merupakan cara untuk berbagi kegembiraan kepada para perempuan yang selalu sibuk bekerja untuk keluarganya,” tuturnya.
Saking sibuknya mencari nafkah, Ia melanjutkan, mereka sampai tidak mengetahui bahwa tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.
Tidak sedikit dari penerima bingkisan yang menyatakan terharu karena mendapatkan perhatian dan ucapan Selamat Hari Ibu.
Mas Ati yang juga selaku Ketua Pengurus Cabang 1907 FKPPI Sinjai memaknai Hari Ibu untuk merefleksi diri mutiara hati sosok belahan jiwanya, bahwa setiap denyut jantungnya , suara lembutnya berdoa untuk anaknya dan diwujudkan dengan peringatan terhadap peran seorang ibu dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
“Nilai perjuangan ibu itu selaku perempuan sangat sakral dan sangat penting dihardirkan penghargaan yang walau sebenarnya pengorbanannya tanpa balas jasa dan gerak juang generasi muda saat ini tidak ada kata mati, langkah generasi perempuan era milineal tidak boleh berhenti merawat perjuangan perempuan masa lalu,” tuturnya. (Tim Website)
