spot_img
Thursday, March 28, 2024
More
    spot_img
    HomeBadan Penelitian dan Pengembangan DaerahKepala Bappeda Sinjai Beberkan Konsep Pemkab Atasi Kemiskinan

    Kepala Bappeda Sinjai Beberkan Konsep Pemkab Atasi Kemiskinan

    Dengar SBFM Live di sini

    -

    Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.

    SINJAI, – Tak hanya merontokkan sendi kesehatan, pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir ini juga berdampak pada tingkat kemiskinan warga.

    Hal ini hampir dirasakan sebagian besar Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia. Namun kondisi ini tidak terlalu berdampak bagi Kabupaten Sinjai. Terbukti angka kemiskinan beberapa tahun terakhir ini justru mengalami penurunan.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisik (BPS) Sinjai angka kemiskinan tahun 2018 sebesar 9,28 %, turun di tahun 2019 sebesar 9,14%, kemudian di tahun 2020 turun menjadi 9 % dan di tahun 2021 berada di posisi 8,84 persen %.

    Meski demikian, Pemkab Sinjai terus berupaya untuk menekan angka kemiskinan. Hal ini dibeberkan oleh kepala Bappeda Sinjai Irwan Suaib saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi pendataan awal Regsosek tahun 2022, yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai di Aula Pertemuan Wisma Sanjaya Putra Sinjai, Selasa (20/9/2022).

    Dikatakan, keberhasilan Pemkab Sinjai dalan menekan angka kemiskinan tidak lepas dari kebijakan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) dalam melahirkan berbagai program unggulan.

    Di tahun 2022 ini, kata Irwan, Pemkab Sinjai mengalokasikan anggaran berkisar Rp 60 miliar untuk mengatasi kemiskinan. Anggaran ini dijabarkan dalam bentuk program disektor kesehatan, pendidikan dan sektor lainnya.

    “Program utama kita dalam mengentaskan kemiskinan pada intinya ada dua cara yaitu bagaimana mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dan upaya untuk meningkatkan pendapatannya,” jelasnya.

    Alokasi anggaran Rp 60 miliar tersebut, dominan difokuskan pada sektor kesehatan yang mencapai kisaran Rp 52 miliar untuk membayar premi BPJS Kesehatan, kemudian Rp 4,9 miliar dibagi ke 13 OPD melalui program dan inovasi untuk menangani kemiskinan dan selebihnya di sektor pendidikan melalui pemberian bantuan perlengkapan sekolah.

    Selain itu, pihaknya juga medorong seluruh Kepala Desa untuk menggali potensi yang ada di Daerahnya yang bisa dikembangkan sehingga memudahkan Perangkat Daerah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat.

    “Kami selalu mendorong Kepala Desa untuk melihat potensi apa yang bisa dikembangkan diwilayahnya. Alhamdulillah saat ini sudah ada beberapa Desa yang fokus mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada diwilayahnya seperti pengembangan kopi dan sayur-sayuran di beberapa Desa di Sinjai Barat, buah-buahan di Desa yang ada di Tellulimpoe,” ungkap Irwan dihadapan para Camat dan Kepala Desa/Lurah yang ada di Sinjai.

    Tidak berhenti disitu, salah satu upaya yang dilakukan saat ini adalah dengan memperbaiki tingkat akurasi data kemiskinan melalui pemanfaatan teknologi yang diberi nama Sibantuki” (Sinjai Bersatu dan Terintegrasi Tanggulangi Kemiskinan).

    “Inovasi ini lahir setelah kita lakukan evaluasi, dimana selama ini bantuan atau inovasi yang dilakukan oleh OPD untuk penanggulangan kemiskinan belum terlalu optimal karena permasalahan data,” jelasnya.

    Oleh karena itu, pihaknya mendorong inovasi ini agar dapat mengatasi persoalan tersebut, dengan menghadirkan sistem satu data kemiskinan yang terintegrasi melalui website atau aplikasi. Dengan harapan, pengentasan kemiskinan bisa tepat sasaran dan efektif. (Tim Website)

    Related articles

    -
    Ubah Bahasa :
    -

    Latest posts