spot_img
Friday, April 26, 2024
More
    spot_img
    HomeBeritaWalau Pandemi Covid-19, Ketahanan Pangan di Sinjai Tetap Terjaga

    Walau Pandemi Covid-19, Ketahanan Pangan di Sinjai Tetap Terjaga

    Dengar SBFM Live di sini

    -

    Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.

    SINJAI – Selama pandemi Covid-19, ketersedian pangan untuk masyarakat di Kabupaten Sinjai aman dan tercukupi. Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai, Hj. Sitti Marwatiah, saat ditemui Kamis (25/02/21).

    Menurutnya, ada 11 komoditi strategis yang menjadi pemantauan dari Dinas Ketahanan Pangan Sinjai yaitu komoditi beras, jagung, telur ayam, daging sapi, daging ayam, minyak goreng, gula pasir, cabe rawit, cabe keriting, bawang merah dan bawang putih.

    “Alhamdulillah 11 komoditi ini sampai kondisi bulan Februari ini, semua tersedia dalam keadaan cukup di Kabupaten Sinjai,” jelasnya.

    Dari data yang ada, terutama beras yang paling tinggi ketersediannya/neraca stok yang ada yaitu ada 59 ton, jagung 3,6 ton, daging sapi 7,35 ton, daging ayam 9,52 ton, telur ayam 8,4 ton, minyak goreng 22,76 ton, gula pasir 25,94 ton, cabe rawit 0,35 ton, cabe keriting 0,40 ton, bawang merah 4,99 ton dan bawang putih 10,20 ton.

    Adapun terkait dengan harga pasar 11 komoditi ini masih tetap stabil dan tidak ada perubahan harga yang signifikan selama pandemi Covid-19 ini.

    Marwatiah melanjutkan, perbandingan ketersediaan dan kebutuhan masyarakat melebihi kecukupan. Namun jenis pangan yang ada tak beragam. 

    “Jadi perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan masyarakat itu masih jauh selisihnya sehingga ketersediaan masih sangat cukup untuk di bulan Februari dan mudah-mudahan ini bisa bertahan atau bahkan meningkat sampai kondisi nanti di bulan Ramadan dan memasuki Hari Raya Idul Fitri,” tuturnya.

    Terkait kerawanan pangan terhadap bencana, kata dia, jelas ada pengaruhnya, olehnya itu ia berharap tidak ada bencana yang melanda Kabupaten Sinjai ataupun hal-hal yang akan mengganggu ketahanan pangan daerah.

    “Memang di tahun 2021 ini prediksi fenomena La Nina yang akan terjadi artinya curah hujan yang tinggi, tetapi mudah-mudahan kalaupun terjadi tidak terlalu mempengaruhi produksi khususnya komoditi tanaman pangan,” harapnya. (Tim Website)

    Related articles

    -
    Ubah Bahasa :
    -

    Latest posts