spot_img
Friday, March 29, 2024
More
    spot_img
    HomeBeritaMasa Pandemi Covid-19, Murid TK di Sinjai Belajar Luring

    Masa Pandemi Covid-19, Murid TK di Sinjai Belajar Luring

    Dengar SBFM Live di sini

    -

    Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.

    SINJAI – Pandemi Covid-19 telah berdampak di sektor pendidikan. Demi mengurangi penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan strategi social distancing, salah satunya dengan menutup sekolah.

    Kebijakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak adalah dengan menerapkan strategi belajar dari rumah (BDR) dengan metode luring maupun daring dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

    Khusus untuk Sekolah di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Sinjai, pembelajaran dilakukan melalui sistem luring (luar jaringan) hal ini dilakukan mengingat anak TK dan PAUD dalam pembelajaran masih membutuhkan pendampingan dari guru-gurunya masing-masing.

    Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai Andi Jefrianto Asapa saat ditemui ketika melakukan monitoring di TK Negeri Lappa Kecamatan Sinjai Utara, Senin (25/01/21).

    “Kami tidak menyarankan mereka menggunakan metode daring, karena anak TK itu masih membutuhkan pendampingan dari gurunya, jadi untuk sementara pola luring yang kita gunakan sembari tetap dievaluasi jika harus ada perbaikan supaya lebih bagus dan berkualitas seperti apa yang kita harapkan bersama,” jelasnya.

    Selama proses luring ini, pihaknya selalu berpesan kepada guru tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada antara lain harus menjaga jarak antara satu dengan yang lain, tidak ada kontak fisik dan guru tidak boleh memberikan makanan kepada siswanya.

    “Jadi para guru TK dan PAUD di Sinjai mengajar dengan mendatangi rumah siswanya dan kita batasi hanya boleh mengumpulkan siswa hingga 5 orang dengan ketentuan mereka tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

    Ditempat yang sama Kepala TK Negeri Lappa, Hartina Tahir mengungkapkan bahwa proses BDR ini dilakukan tiap hari dengan mengunjungi langsung rumah peserta didik.

    “Biasanya dalam sehari itu ada 3 sampai 4 titik yang kita kunjungi dengan membawa mata pelajaran dan memberikan video pembejaran. Setiap titik kita kumpulkan 5 anak yang rumahnya saling berdekatan dan ini mendapat dukungan dari orang tua murid, ” ujarnya. (Tim Website)

    Related articles

    -
    Ubah Bahasa :
    -

    Latest posts