spot_img
Friday, March 29, 2024
More
    spot_img
    HomeBeritaCerita Suka Duka Petugas Posko Covid-19

    Cerita Suka Duka Petugas Posko Covid-19

    Dengar SBFM Live di sini

    -

    Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.

    SINJAI – Sudah hampir sebulan lamanya Posko terpadu yang berada di setiap perbatasan akses darat maupun laut bertugas sejak mulai mewabahnya virus corona di tanah air.

    Pembentukan Posko terpadu yang terdiri dari petugas gabungan mulai dari tenaga kesehatan, aparat Kepolisian, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan dan BPBD Sinjai ini sebagai reaksi cepat yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam mencegah penularan covid-19.

    Dimarahi bahkan diacuhkan menjadi santapan sehari-hari bagi Tim Posko Terpadu Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Kabupaten Sinjai sejak wabah virus tersebut merebak diberbagai daerah.

    Sebagian orang mungkin menganggap sepele pekerjaan mereka, bahkan terlihat sepertinya mereka tidak melakukan apa-apa, padahal merekalah yang berhadapan langsung dengan orang-orang pendatang yang tidak menutup kemungkinan bisa saja membawa virus corona masuk ke Sinjai.

    Tugas mereka melakukan deteksi awal dengan mengukur suhu badan terhadap warga yang melintas khususnya mereka yang memasuki Kabupaten Sinjai dan tentu saja ancaman mereka terinfeksi virus corona terbuka lebar.

    “Suka duka kami kadang dimarahi, karena ada diantara mereka terkadang tidak mau membuka jendela mobilnya untuk diukur suhu badannya, ada juga yang jengkel karena katanya sudah berkali-kali diukur suhu tubuhnya, bahkan parahnya lagi terkadang ada yang langsung tancap gas ketika kami menghampirinya, ” ujar Nurwahyuni salah seorang petugas Posko di Jalan Petta Ponggawae (poros Sinjai – Bone) saat ditemui, Selasa (14/4/20).

    Meski sering menerima gerutuan dari warga namun Nurwahyuni mengaku ia bersama rekannya yang lain bisa menerima dengan melakukan pendekatan secara persuasif, memberikan edukasi dan penjelasan terkait pentingnya antiaipasi secara dini dari virus corona.

    Namun ia juga mengakui banyak suka dan pengalaman yang dipetik selama mereka bertugas di Posko tersebut. Selain adanya kebersamaan karena banyak instansi yang terlibat didalamnya juga merasa bangga menjadi pejuang dalam mencegah penularan covid-19.

    Segala suka maupun duka di lapangan menurut Nurwahyuni yang kesehariannya bertugas di Puskesmas Samataring ini dihadapi dengan penuh suka cita dan saling memberikan support kepada tim walaupun bekerja di tengah terik matahari untuk memeriksa setiap warga yang melintas.

    Di Posko ini setiap hari jumlah warga yang diperiksa rata-rata mencapai 6 ribu orang per hari. Bahkan kata dia beberapa terakhir ini jumlah kendaraan yang melintas di poros tersebut mengalami sedikit peningkatan.

    Di tengah tugas yang diemban, ia juga salut sebab banyak juga masyarakat yang peduli dengan para petugas dengan memberi semangat, motivasi dan bingkisan.

    Mulai dari pemberian bantuan berupa makanan, vitamin, minuman, bahkan masker serta kebutuhan lainnya. “Alhamdulillah kita tentu berterima kasih banyak atas kepedulian masyarakat dan berbagai pihak. Hampir di semua posko perbatasan didapati hal yang sama,” sebutnya.

    Tentu saja tugas yang diemban satgas harus didukung dan diapresiasi. Sebab disadari atau tidak mereka berada di garis depan yang selalu berhadapan dengan banyak orang.

    Nurwahyuni juga berharap kepada masyarakat untuk bergotong royong memutus rantai penularan corona. Salah satu caranya dengan memakai masker bila keluar rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

    “Bantu kami, jangan keluar rumah dulu jika tidak penting. Hindari berkumpul dengan banyak orang, rajin cuci tangan. Paling tidak ini yang bisa dilakukan masyarakat agar kami lebih tenang dalam bertugas,” harapnya. (AaN/Ayu/Anto Kominfo Sinjai)

    Related articles

    -
    Ubah Bahasa :
    -

    Latest posts